Translate

Tuesday 26 February 2013

Peneliti: Tangis Bayi Beda saat Takut & Marah


detail berita



LONDON – Tangisan merupakan satu-satunya cara yang digunakan bayi untuk mengomunikasikan ketidaknyamanannya kepada orangtuanya atau pengasuhnya. Tetapi, tidak semua orangtua memahaminya dengan tepat, terutama bagi yang baru menjadi orangtua.

Dilansir telegraph, Kamis, (21/2/2013), dalam sebuah studi dari Spanish Journal of Psychology diketahui bahwa aktivitas mata dan dinamika suara serta panjangnya tangisan bayi dapat menentukan alasan ia menangis.

Dr, Lariano Choliz mengungkapkan bahwa, “Saat bayi menangis karena marah atau takut, mereka akan menangis dengan mata terbuka. Sebaliknya, jika bayi menangis karena kesakitan maka matanya akan tertutup.”

Ia juga menambahkan intensitas tangisan yang perlahan berkurang itu menunjukkan bahwa bayi sedang marah. Namun, jika intensitas tangisannya meningkat disertai pekikan yang cukup melengking maka itu menunjukkan bayi sedang kesakitan atau ketakutan.

Kemarahan dan ketakutan adalah emosi yang paling sulit untuk dibedakan, berbeda dengan emosi kesakitan yang lebih mudah dikenali.

Ketika  bayi menangis, aktivitas otot wajah ditandai dengan banyak ketegangan yaitu di dahi, alis atau bibir, membuka mulut dan pipi terangkat.

Bila sedang marah sebagian besar bayi matanya setengah tertutup, pandangan tanpa arah atau mengarah pada titik tertentu. Sedangkan mulutnya terbuka atau setengah terbuka dengan intensitas teriakan mereka semakin meningkat.

Jika ketakutan, matanya tetap terbuka hampir sepanjang waktu. Selain itu, kadang-kadang bayi memiliki tatapan yang tajam dan menggerakkan kepala mereka mundur. Teriaknya menjadi semakin nyaring seiring meningkatnya ketegangan yang ia rasakan.

Terakhir, bayi yang kesakitan matanya terus ditutup, kalaupun membuka matanya hanya beberapa saat untuk memastikan apakah ada respon dari sekitarnya. Disamping tu, terdapat ketegangan di daerah mata dan kening yang berkerut. Teriakan dimulai pada intensitas maksimum, secara langsung setelah stimulus yang diterimanya.

No comments:

Post a Comment